Bibimbab mungkin udah bukan hal yang asing lagi buat pecinta kuliner makanan Korea, karena di Indonesia juga udah banyak restoran Korea bahkan hampir di setiap mall ada. Nah kali ini aku nyobain bibimbab tradisionalnya Korea. Bibimbab yang dijual di pasar tradisonal Korea.
Kalau ditanya "emang beda ya bibimbab restoran sama bibimbab yang di pasar tradisional?" hmm, iya, beda! Mulai dari cara penyajian, isian dari bibimbab, terus side dishnya juga beda. Yang lebih jelas beda lagi adalah harganya! hahaha.. nggak rugi pokoknya jelajah pasar.
Bibimbab sebenarnya adalah sajian khas Korea yang biasa disajikan di rumah. Masing-masing orang punya cara sendiri dalam menyajikan bibimbab. Variasi sayuran dan lauk yang dipakai untuk membuat Bibimbab juga berbeda-beda tapi pada umumnya yang biasa kita temui adalah bibimbab dengan campuran bayam, wortel, jamur, toge, dan timun dengan topping telur ceplok dan saus gochujang.
Kombinasi bibimbab intinya adalah nasi, protein dan sayuran. Nah bibimbab yang aku temui di Pasar Namdaemun ini adalah bibimbab sayuran dengan banyak banchan (hidangan pelengkap). Bibimbabnya versi tradisional, nggak ada campuran protein macem-macem seperti baby gurita, daging sapi atau ayam.
Ini dia penampakan Bibimbab yang aku cobain di Pasar Namdaemun.
Penyajiannya di mangkok stainless steel gitu gede banget. Isinya ada nasi, selada, lobak bayam, toge, sama nori. Aku tadinya kaget, kan cuma pesen Bibimbab tapi kenapa dikasih mangkok banyak banget. Takutnya disuruh bayar dengan harga yang lebih mahal tapi ternyata 6.000 Won bisa dapet 4 mangkok sekaligus. Aku waktu cobain makan di restoran deket Namsan, buat bibimbab itu harga kisarannya 8.000 - 10.000 Won 😄
Yang sebelah kiri ada telor rebus terus mei bihun yang pakai kuah kimchi lobak, yang diatas ada udon pakai sawi sama nori, yang sebelah kanan kimchi sawi. Fyi ya, kimchinya enyak banget!
Sebenernya rada mubadzir sih karena porsinya buanyak dan aku nggak bisa ngabisin tentunya. Makan Bibimbabnya aja udah kenyang, belum lagi ditambah yang lainnya.
Hal unik kedua yang aku temui di Pasar Namdaemun ini adalah minum teh dalam botol yang mirip sama minyak goreng. Kirain mah macem iklan gitu, minyak goreng yang bisa diminum hahaha.
Jadi ini tuh rasanya kayak teh jagung gitu, enak kok. Ahjummanya bilang "minumnya ambil sendiri ya, ini gelasnya" sambil kasih gelas kecil-kecil gitu.
Tempat makannya ada disebelah mana aku juga lupa pokoknya ada kayak pintu masuk gitu dipojokan pasar, terus ada lorong panjang isinya tempat jual makanan. Nggak usah khawatir jijik karena tempatnya bersih kok. Ahjummanya juga higienis pakai sarung tangan pas ambilin makanannya.
Kalau kata ku sih tempat-tempat begini wajib didatengin karena biar ngerasain gimana rasanya cita rasa lokal. Cuman ya gitu, sebelum masuk sisni mesti pastiin dulu mau makan apa karena kalau nggak bakal dipanggil-panggilin sama para ahjumma disini. Mereka bakal rame nawarin dagangan mereka dan bikin bingung pasti hahah..
Oia satu lagi biar aman, cari makanan yang nggak usah pake daging-daging karena kita nggak tahu kan kalau di pasar gini dagingnya bisa jadi daging babi bukan daging sapi. Kalau di restoran kan biasanya ada tulisan kalau daging sapi terus biasanya ada tulisan halal juga. Kalau tempat makan begini kan nggak ada tulisan halalnya jadi mesti hati-hati pilih menu.
Bibimbab yang aku makan murni sayuran semua jadi aman ^^
Pasar Namdaemun ini alamatnya di 21 Namdaemunsijang 4-gil, Hoehyeon-dong, Jung-gu, Seoul, Korea Selatan.
Cara ke Pasar Namdaemun bisa pakai bus atau subway.
Subway : ke Hoehyeon Station (Seoul Subway Line 4), Exit 5.
Bus: ke Namdaemun Market & Hoehyeon Station Bus Stop
- Green Bus nomer 0013, 0014, 0015, 7011, 7013, 7017, 7022
- Blue Bus nomer 130, 104, 152, 162, 163, 201, 202, 261, 406, 500, 501, 502, 503, 504, 505, 506, 507, 701, 708
- Red Bus nomer 2300, 2500, 9411
- Airport Bus nomer 605-1
0 comments